Pertandingan penutup pada Kompetisi Divisi Utama yang mempertemukan tim PSIR Rembang melawan Persipro Probolinggo Jawa Timur, Sabtu sore di Stadion Krida Rembang berlangsung ricuh. Antar pemain kedua tim terlibat saling tendang dan pukul. Wasit juga kerap menjadi sasaran, sehingga berkali kali aparat keamanan harus turun ke lapangan, guna melerai perkelahian.
Jalannya pertandingan kedua tim di tengah lapangan yang becek sehabis hujan, sebenarnya berlangsung cukup menarik pada awal babak pertama. Hanya saja setelah pemain PSIR Rembang memasukkan 2 gol ke gawang Persipro pada menit ke 10 melalui kaki M Irfan dan menit ke 18 melalui sundulan Orock Charles, pertandingan mulai berjalan dalam tempo keras dan menjurus kasar.
Puncaknya terjadi pada menit ke 27, salah satu pemain PSIR Victor Simon melanggar pemain Persipro Setyo Budhi. Setyo Budhi pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit dr R Sutrasno Rembang. Pemain Persipro yang lain kemudian mengeroyok Victor Simon, meski wasit sudah menghadiahi pemain tersebut dengan kartu merah.
Untuk mencegah perkelahian meluas, puluhan orang aparat keamanan melerai bentrok antar pemain. Peristiwa semacam ini terulang beberapa kali sepanjang pertandingan, namun terkadang wasit Sarifudin dari Bandung yang giliran menjadi sasaran protes pemain Persipro Probolinggo, sehingga membuat aparat kewalahan.
Pertandingan kedua tim berakhir dengan kedudukan 2 – 0, untuk kemenangan PSIR. Sebenarnya PSIR juga mendapatkan hadiah penalti, tetapi sang eksekutor Orock Charles gagal memanfaatkan peluang emas tersebut.
Lalu bagaimana komentar pelatih masing masing tim ? Abdul Mutholib, pelatih Persipro Probolinggo mengatakan sebenarnya kedua tim seimbang. Hanya saja anak anak asuhnya dipermainkan oleh keputusan wasit. Ia mencontohkan gol yang dicetak pemain Persipro, dianulir oleh wasit, padahal menurutnya gol sah.
Pelatih PSIR Rembang Edy Simon Badawi mengakui secara hasil ia sangat bersyukur, tetapi berdasarkan kualitas permainan cenderung menurun. Kondisi lapangan yang becek mempengaruhi pola permainan dan memancing untuk bermain kasar. Di penghujung putaran I, Laskar Dampo Awang menempati posisi ke 5 pada klasemen sementara.
Kericuhan pertandingan dilevel Kompetisi Divisi Utama ini, sekaligus menambah daftar panjang potret buram persepakbolaan nasional yang biasanya dipicu sikap tidak sportif pemain dan rendahnya kualitas wasit. PSSI, tim dan juga pemain seharusnya mulai bahu membahu membenahi masalah tersebut.
2 Responses to “ricuh di partai pamungkas”
PSIR harus lathn nembak pinalty..laskar pinalty owg g iso ngleboke..
iyo eggggggggggg
Leave a Reply